meraki visual tidak mati aku akan jadi miliku selalu

Tiga Mahasiswa Malang dari UMM berhasil lulus tanpa skripsi, kok bisa?

Total
0
Shares

Prestasi membanggakan baru saja diraih oleh tiga Mahasiswa Malang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mereka menciptakan film pendek yang tidak hanya mengharumkan nama universitas tetapi juga membebaskan mereka dari tugas akhir skripsi. Bagaimana bisa? Mari kita simak kisah mereka.

Siapa Saja Tiga Mahasiswa Malang Ini?

Chu Livia Christine Wijaya, Muhammad Ammar Nashshar Yusuf, dan Kiki Rahma Ardiansyah. Ketiganya dari jurusan Ilmu Komunikasi UMM. Melalui karya film pendek mereka “Tidak Mati, Aku Tetap Menjadi Milikku Selalu”, mereka berhasil menarik perhatian dunia dan membuktikan bahwa talenta mahasiswa Indonesia dapat bersaing di kancah internasional.

Dari Malang Ke Amerika: Prestasi di Festival Film

Film mereka, yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul “Not Dead, I Remain Mine Always”, berhasil masuk dan meraih penghargaan di sebuah festival film internasional yang diikuti oleh 120 negara. Prestasi ini bukanlah yang pertama bagi mereka. Sebelumnya, mereka juga telah meraih berbagai penghargaan lewat karya-karya film lainnya.

Tema Film: Pernikahan Dini di Indonesia

Cerita dalam film ini mengambil latar belakang yang mendalam dan kompleks, menjelajahi isu yang sangat relevan yaitu pernikahan dini, yang tak henti-hentinya menjadi perbincangan dan perdebatan hangat di tengah masyarakat. Melalui perjalanan yang dihadirkan dalam film ini, para pembuatnya berusaha dengan tulus untuk menggambarkan dengan jelas dampak-dampak yang merugikan dari praktik pernikahan dini yang masih terjadi. Mereka tak hanya berfokus pada aspek fisik yang terpengaruh, tetapi juga berusaha menggali lapisan-lapisan psikologis yang tersembunyi di balik fenomena ini.

Dengan hati-hati dan detail, film ini menggambarkan bagaimana pernikahan dini bisa berdampak negatif terhadap kesehatan fisik para individu yang terlibat, terutama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan. Tidak hanya itu, film ini juga menyoroti dampak mental yang seringkali terabaikan akibat tanggung jawab besar yang harus dipikul oleh pasangan muda yang belum siap secara emosional maupun psikologis.

Proses Kreasi: Dedikasi dan Kerja Keras

Menjadi mahasiswa Malang, mereka memilih berbagai lokasi di Malang raya untuk pengambilan gambar. Mulai dari penulisan naskah hingga pra-produksi, semua membutuhkan dedikasi tinggi. Persiapan, pembuatan, hingga pasca produksi film memakan waktu hingga lima bulan.

Proses produksi film ini sendiri memerlukan durasi selama empat hari dalam tahapan pengambilan gambar yang teliti. Pengambilan gambar dilaksanakan di beragam lokasi di sekitar Malang, termasuk namun tidak terbatas pada Kota Malang, Kota Batu, Pujon Kidul, serta pantai Malang Selatan. Namun demikian, tahap persiapan yang meliputi perjalanan dari penulisan naskah hingga tahap finalisasi, proses pembacaan, dan seleksi talenta yang strategis dalam rangka pra-produksi, memerlukan rentang waktu sebulan penuh. Setelah menyelesaikan fase produksi, film ini melalui tahap pascaproduksi yang memakan waktu sekitar 4-5 bulan.

Sutradara bersama kedua rekan kerjanya, sebelumnya telah menjalin kolaborasi produktif dalam menghasilkan berbagai karya film, dengan keanggotaan dalam entitas “Meraki Visual.” Prestasi luar biasa telah diraih oleh karya-karya film sebelumnya, sebagai bukti nyata dedikasi serta kerja keras kolektif yang telah ditanamkan.

“Saya dan dua rekan saya, sebelumnya juga sering memproduksi film bersama teman-teman lainnya yang tergabung dalam “Meraki Visual.” Alhamdulillah, film-film yang kami buat sebelumnya juga mendapatkan banyak penghargaan,” ujarnya,

Prestasi Sebelumnya dan Harapan Masa Depan

Mahasiswa Malang ini bukanlah pendatang baru dalam industri film. Sebelumnya, mereka juga telah meraih berbagai penghargaan. Dengan prestasi terbaru ini, mereka berharap film tersebut bisa memberikan pesan positif dan mendapatkan lebih banyak penghargaan.

Dia menjelaskan, film Bumi misalnya yang meraih Best Director, Actor dan Views dalam ajang Indodax Short Film Festival, film Persembahan Untuk Jiwa yang berhasil meraih juara tiga dalam lomba Movie Production Club (MPC) Film Festival 2021. Kemudian, film Rekah yang berhasil meraih juara satu dalam lomba Yamaha Film Festival 2021 dan film Samparan berhasil masuk 15 besar Indodax Short Film Festival 2022.

Inspirasi bagi Mahasiswa Lain

Tidak ada yang mustahil bagi mereka yang berusaha. Tiga mahasiswa Malang ini telah membuktikannya. Bagi teman-teman yang masih ragu untuk berkarya, pesan dari mereka: “coba saja dulu, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada nasib karya yang kita buat.”

Kesuksesan tiga mahasiswa UMM ini menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan kreativitas, kita dapat meraih mimpi dan mengharumkan nama bangsa. Semoga kisah mereka menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berkarya dan mencapai puncak prestasi. Bravo mahasiswa Malang!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like