UMM WWF UNESCO()

Inovasi Berkelanjutan di WWF, UMM Kukuhkan Posisi di Kancah Internasional

Total
0
Shares

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus memperkuat rekognisi internasionalnya dengan partisipasi khusus di World Water Forum (WWF) ke-10 yang diadakan di Bali pada 18-24 Mei 2024. Ajang bergengsi ini memberikan UMM kesempatan untuk memamerkan berbagai ide dan inovasi, termasuk produk unggulan seperti Biofarm, Ecoprint, dan minuman sari mawar. Selain itu, UMM juga menonjol dengan kontribusinya dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan teknologi yang berkelanjutan.

Kontribusi UMM dalam Pelestarian Lingkungan dan Teknologi Berkelanjutan

Partisipasi UMM di WWF ke-10 bukanlah tanpa alasan. Kepercayaan ini diberikan berkat kiprah UMM dalam berbagai aktivitas pelestarian lingkungan. Salah satu contoh nyata adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di daerah Boon Pring dan Sumber Maron. Selain itu, UMM juga terlibat dalam pengembangan ketahanan pangan di berbagai daerah dengan sentuhan teknologi yang meningkatkan hasil pertanian secara signifikan.

Pengembangan Subak Bengkel di Bali

Salah satu inovasi yang menarik perhatian di ajang ini adalah pengembangan Subak Bengkel di Bali melalui program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat. Program ini tidak hanya berhasil di Bali, tetapi juga di berbagai daerah lainnya seperti Blitar, Malang, dan Bondowoso. Pada kesempatan ini, Subak Bengkel diakui sebagai ecohydrology demonstration site oleh Unesco, sebuah penghargaan yang mengukuhkan status Subak Bengkel sebagai model keberlanjutan.

Dalam peresmian ecohydrology demonstration site, hadir beberapa tokoh penting seperti Dr. Rahmah Elfithri dari Unesco, Prof. Luis Chicharo dari Ecohydrology Scientific Advisory Committee Unesco, dan Prof. Ignasius D.A. Sutapa dari Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE). Dr. Rahmah Elfithri menyatakan keyakinannya bahwa Subak Bengkel dapat menjadi ecohydrology yang berhasil berkat keaktifan pemerintah lokal dan kontribusi UMM dalam menjalankan aktivitas berdasarkan penelitian ilmiah.

Filosofi Tri Hita Karana dalam Sistem Subak Bali

Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., menjelaskan bahwa sistem Subak Bali merupakan representasi keharmonisan yang didasarkan pada filosofi Tri Hita Karana. Filosofi ini mencakup hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama, dan hubungan dengan alam. Sistem Subak memastikan praktik agrikultur dan distribusi sumber air yang berkelanjutan, sejalan dengan nilai-nilai tradisional dan prinsip-prinsip modern ecohydrology.

UMM juga mempelopori lahirnya International Center of Sustainable Water Ecosystem for Renewable Energy and Smart Organic Farming (ICOFFEES), sebuah institusi yang mengintegrasikan energi terbarukan dengan praktik agrikultur. Komitmen UMM terhadap solusi berkelanjutan ini terlihat dari berbagai program inovatif yang terus dikembangkan.

Kolaborasi UMM dengan Kabupaten Tabanan dan Unesco

Kolaborasi antara UMM, Kabupaten Tabanan, dan Unesco telah menghasilkan rekognisi penting bagi Subak Bengkel. Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., mengapresiasi upaya UMM dan para stakeholder dalam mengembangkan Subak Bengkel sebagai ‘lumbung pangan’ Bali. Pengakuan dari Unesco menandakan pentingnya Subak Bengkel sebagai lokasi percontohan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan yang menitikberatkan pada fungsi hidrologi, ekologi, pelestarian budaya, dan penerapan teknologi ramah lingkungan.

Dengan luas area 335 hektar dan 1,63 hektar digunakan sebagai demonstration site, Subak Bengkel berhasil memproduksi padi organik dengan produktivitas sebesar 8 ton per hektar. Bupati Sanjaya menekankan pentingnya inovasi dan komitmen untuk menjaga keberlanjutan pertanian di Kabupaten Tabanan, serta menghormati para petani sebagai pahlawan yang menjaga jati diri dan peradaban Bali.

Kesimpulan

Partisipasi UMM di WWF ke-10 dan pengakuan internasional atas Subak Bengkel adalah bukti nyata kontribusi dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan teknologi berkelanjutan. Inovasi-inovasi yang diperkenalkan seperti PLTMH dan program ICOFFEES, menunjukkan dedikasi dalam mencari solusi yang berkelanjutan untuk tantangan global. Dengan kolaborasi yang kuat antara akademisi, pemerintah, dan organisasi internasional, UMM terus mengukuhkan posisinya sebagai pionir dalam inovasi berkelanjutan.

Sumber: UMM Campus

Leave a Reply
You May Also Like